Jumat, 07 September 2012

Menjemput Mimpi


Taukah temans, bahwa Allah itu benar-benar akan langsung mem-follow up niatan baik kita meski itu baru lintasan hati?
Ga percaya?
Memang kadang kita tidak menyadarinya, kita merasa biasa-biasa saja, kadang merasa Allah kok nampak ‘not responding’ yah…. Jangankan lintasan hati, bahkan do’a yang benar-benar diucapkan pun seolah seperti di’cuekin’ sama Allah… Hingga sering kita merasa Allah tidak peduli, alhasil kita meragukan-Nya, meragukan pertolongan-Nya. Meragukan kalau Dia mendengar permintaan kita.

But… sekali-kali tidak begitu. Allah itu perespon yang baik. Yang paling cepet. Responsive banget deh pokoknya.
Terus kenapa harapan dan doaku sering ga dikabulkan? Minta A dikasih B. Minta didekatkan ke B, malah dijauhin. Minta rumah yang mewah, malah dipertemukan dengan saudara yang membutuhkan. Minta pengen bisa umroh, ehhh… malah keluarga dapat musibah. Responsive apanyaaaaa….??? Arrgghhhh… >,<

Hey.. hey… itulah cerdasnya Allah sebagai pembuat scenario paling hebat sejagat raya.
Coba kalau kita nonton film, lebih seneng film yang dari awal udah kebaca ujungnya kaya gimana atau film yang justru bikin penasaran… apa sih end-nya… ayoo, mana film yang akan membuat kita stay tune???
Tentunya kita bakalan setia nonton film yang bikin gregetan, sebenarnya ‘mau dibawa kemana’.
Kenapa?
Soalnya itu lebih menarik. Lucunya, kita akan merasakan sensasi yang luar biasa tatkala end-nya ga kepikiran sama kita dan bikin kita terkejut. Kita suka langsung berpikir bahwa pembuat skenarionya itu cerdas banget.

Tau ga kenapa banyak dari kita yang ‘ga suka’ dengan sinetron-sinetron Indonesia?
Soalnya kisahnya gitu-gitu aja… bahkan adegannya bisa ditebak. Ampe ujungnya aja udah keliatan. Makanya, kita jadi males. Apalagi modelan ceritanya sama semua…. Ya ngga??? :D

So, Allah ga mungkin bikin scenario hidup yang ‘ngebosenin’ donk… Dia Yang Maha Cerdas. Dia akan buat segala sesuatunya memerlukan ‘kecerdasan’ untuk dipecahkan. Dia akan mengajak kita tidak hanya pandai berdo’a dan ikhtiar tapi juga pandai menilai dan menganalisa setiap garis merah yang diberikan-Nya dalam tiap potongan puzzle kehidupan kita. Dia mengajari kita untuk menjadi hamba yang pintar, yang bisa kaya Conan Edogawa, pandai merangkai setiap kejadian, setiap petunjuk hingga menemukan sebuah fakta, sebuah kebenaran. Begitulah Allah…

Karena itu, mari coba ditilik-tilik lagi….
Setelah kita berdoa, atau saat hati kita berharap akan sesuatu… apa yang terjadi setelah itu? Adakah sebuah kejadian? Adakah tiba-tiba sebuah kesempatan yang tidak disangka-sangka? Adakah sesuatu?
Segera analisa, segera ambil dan segera jalani. Mungkin saja, itu adalah jawaban-Nya. Bisa jadi itu adalah jalan dari-Nya.

Jadi ingat,, beberapa bulan yang lalu, sekitaran 5 bulan kebelakang. Aku bertekad untuk mulai serius dengan tulisan. Ingin mulai menunjukkan kepada dunia hasil tarian jariku. Maka, aku mulai membuka kembali blog dan menulis. Setidaknya saat itu, aku janji bahwa minimal satu bulan sekali harus ada postingan tulisan baru. Dan aku juga mulai berpikir untuk menulis Novel yang sejak SMA ga pernah beres… X_X
Luar biasanya, Allah seolah menjawab… tiba-tiba aku mendapatkan informasi sebuah kompetisi pembuatan novel dari salah satu penerbit besar. Waaaa…. Makin semangat. Deadline-nya Juli 2012, dan aku buat timeline, memastikan bahwa novel ini kelar tepat waktu.

Waktu berjalan, bulan berikutnya aku masih konsisten membuat postingan di Blog dan sedikit demi sedikit menambah halaman novelku. Bulan berikutnya lagi, aku mulai disibukkan dengan persiapan program Ramadhan. Karena kebetulan aku adalah amil di salah satu lembaga amil Zakat Nasional plus panitia Ramadhan juga, maka Ramadhan menjadi peak season yang luar biasa. Pokoknya sibukkkk bangettt (perasaanku)… kesibukan dimulai sejak Sya’ban… persiapan ini itu… produk-produk Ramadhan… meeting-meeting… lumayan mengambil jatah lebih banyak waktuku.
Mulailah konsistensiku diuji…
Aku memang masih banyak menulis, tapi bukan untukku. Untuk lembaga, karena aku juga adalah penanggungjawab komunikasi internal. Jadi, aku sibuk menulis di Web Internal untuk mengingatkan tentang Ramadhan, sosialisasi kebijakan, memberikan motivasi, de el el… akhirnya, blog-ku kembali terlupakan. Dan…. Novel pun  terbengkalai. Aku baru sadar dipertengahan Juli bahwa novelku masih jauh dari target,,,, menilik aktivitas yang makin padat menjelang Ramadhan, aku pun menutup draft novel itu dan memastikan untuk tidak menyelesaikannya… saat ini…. meski sebenarnya masih ada 15 harian lagi akhir kompetisi itu….
Aku pun kembali kehilangan… moment…. :(

“Banyak kegagalan dalam hidup ini

dikarenakan orang-orang tidak menyadari

betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah”

(Thomas Alva Edison)


Yaaa kejadian itu kini terlintas kembali… dan aku menyesalinya. Dia berikan kesempatan, tapi aku sendiri tak meyakini aku mampu, dan membuang kesempatan itu -______-

Kembali ke masa kini.
Blog seorang adik bernama Nadhira telah membuatku kembali bersemangat. Tak hanya untuk menulis, namun juga untuk kembali merangkai mimpi-mimpi yang tercerai berai. Aku pun kembali bangkit dan mulai menatanya.

Kau tau temans, apa yang terjadi?
Tak perlu menunggu lama, sebab keesokan harinya, Allah mempertemukan aku dengan seseorang dan berdiskusi panjang lebar. Hingga, aku pun memutuskan untuk mulai menapaki apa yang Ayahku dulu tapaki. Satu bidang yang selama ini hatiku inginkan, tapi aku menghindarinya. Dan tak hanya sampai disana, 2 hari lalu, seorang teman lainnya memberikan informasi yang juga menjadi ‘sebuah pertimbangan’ untukku merubah segalanya.
Memang, semua ‘jawaban’ yang diberikan-Nya itu tidak langsung pada pokoknya. Aku sendiri harus ‘rehat sejenak’ untuk menganalisa. Sampai akhirnya menyadari bahwa Dia sedang mulai 'bekerja', memberikan benang merah antara lintasan hatiku dan kenyataan yang harus dijalani untuk bisa menuju kesana.
Subhanallah….
Ibaratnya, aku meminta diberikan ikan bawal, dan Dia memberiku buku ‘Entrepreneurship’. Nampak ga nyambung kan??? Tapi, jika kita mau meluangkan sedikit waktu untuk merenungkan dan mengoptimalkan apa yang diberikan-Nya, kita pasti akan menemukan hubungannya.

Aku telah sampaikan pada-Nya apa mimpiku.
Aku telah serahkan pada-Nya deadline hidupku.

Menatap langit yang cerah. Mengangkat tanganku dan kupastikan jariku menyentuh awan-awan putih yang berarak diantara lautan biru. 


“Aku akan menjemputmu yang telah lama kubiarkan sendiri disana menungguku. Dalam keresahanmu, apakah sebenarnya aku peduli atau tidak. Aku akan buktikan, tak lama lagi, kau akan kujemput.
Kini aku tengah meniti tangga emas menujumu. Sabarlah, aku akan menjemputmu… MIMPIKU…”

Salam Hangat,
Yaya, Sang Pemimpi

1 komentar:

  1. mimpi itu indah...
    mari bangun dari tidur dan berusaha mewujudkannya..
    :)

    BalasHapus

Bacaan Populer