Selasa, 28 Agustus 2012

#Renungan


Dalam hidup ini…
Tangis, tawa, bahagia, derita… telah ditentukan waktunya. Semuanya terjadi, berputar dan berganti sesuai dengan titah-Nya. Dia-lah yang menutup dan membukakan hati. Dia-lah yang mengatur setiap getaran dan resonansinya. Air mata yang mengalir, tak selalu bermakna luka. Mungkin itu tanda bahagia. Apa yang terlihat, kadang tidak sama dengan realitanya.

Dunia ini misteri… dunia ini teka teki… dunia ini adalah sebuah puzzle…
Untuk mendapatkan bagian-bagiannya, kita harus berani beranjak dari zona nyaman, harus berani mengambil resiko. Agar, setiap potongan episode-nya dapat tersambung dengan indah dan membentuk sebuah gambar kehidupan yang utuh.

Menghindar dan terus menghindar, jelas bukanlah penyelesaian.
Ibarat sebuah perjalanan mudik, menghindar adalah terminal, tempat pemberhentian sementara. Terserah kita, mau cepat sampai tujuan atau tidak. Jika mau sampai tujuan, maka kita hanya berhenti seperlunya saja, untuk ke kamar kecil, beli minum dan rehat sejenak. Jika kita justru mau berleha-leha, malas melanjutkan perjalanan karena macet, panas, dll…. yaaa kita akan berlama-lama di terminal atau tempat istirahat…. Dan akhirnya makin lama pula sampai di kampung halaman, sebab bisa jadi, makin lama, macetnya makin parah.

Hidup ini harus dijalani. Bukan dipikirkan atau dibayang-bayangkan saja.
Apa yang kini ada dihadapan kita, tergeletak di tangan kita adalah sebuah ketentuan yang harus kita jalani. Sebuah keputusan yang harus kita laksanakan.

Jalani saja, maka kita akan tahu ada apa diakhirnya.
Jalani saja, maka kita akan mengerti mengapa Dia yang Maha Bijaksana menitipkannya pada kita.
Jalani saja, karena hanya dengan menjalaninya kita bisa menemukan jawaban.

Jika sakit, maka katakanlah pada-Nya, bahwa ini sakit. Pada-Nya saja, jangan pada makhluk, karena makhluk tidak akan bisa mengobatinya.
Jika merasa hampir tak sanggup melangkah, katakan saja pada-Nya. Biar Dia mendengar bahwa hamba-Nya hampir kehilangan harapan. Katakan pada-Nya saja, jangan pada makhluk, sebab makhluk tak bisa memberikan harapan apa-apa.

Dia yang memberikan keputusan, Dia yang akan bertanggung jawab.
Dia yang memberikan garis start, Dia pula yang akan memberikan garis finish-nya.
Kapan dan dimanapun, garis finish itu pasti ada. PASTI.

#Rabbi, dalam ‘nakal’-ku, dalam ketidaktaatanku, dalam khilafku, dalam kemalasanku, dalam keluhku, sesungguhnya aku mencintai-Mu. Sesungguhnya, aku hanya selalu berharap pada-Mu… karena hati kecilku tahu, tak ada yang bisa diharapkan selain Engkau.

Bacaan Populer