Dalam hidup ini…
Tangis, tawa, bahagia, derita… telah ditentukan waktunya.
Semuanya terjadi, berputar dan berganti sesuai dengan titah-Nya. Dia-lah yang
menutup dan membukakan hati. Dia-lah yang mengatur setiap getaran dan
resonansinya. Air mata yang mengalir, tak selalu bermakna luka. Mungkin itu
tanda bahagia. Apa yang terlihat, kadang tidak sama dengan realitanya.
Dunia ini misteri… dunia ini teka teki… dunia ini adalah
sebuah puzzle…
Untuk mendapatkan bagian-bagiannya, kita harus berani
beranjak dari zona nyaman, harus berani mengambil resiko. Agar, setiap potongan
episode-nya dapat tersambung dengan indah dan membentuk sebuah gambar kehidupan
yang utuh.
Menghindar dan terus menghindar, jelas bukanlah
penyelesaian.
Ibarat sebuah perjalanan mudik, menghindar adalah terminal,
tempat pemberhentian sementara. Terserah kita, mau cepat sampai tujuan atau
tidak. Jika mau sampai tujuan, maka kita hanya berhenti seperlunya saja, untuk
ke kamar kecil, beli minum dan rehat sejenak. Jika kita justru mau berleha-leha,
malas melanjutkan perjalanan karena macet, panas, dll…. yaaa kita akan
berlama-lama di terminal atau tempat istirahat…. Dan akhirnya makin lama pula
sampai di kampung halaman, sebab bisa jadi, makin lama, macetnya makin parah.
Hidup ini harus dijalani. Bukan dipikirkan atau
dibayang-bayangkan saja.
Apa yang kini ada dihadapan kita, tergeletak di tangan kita
adalah sebuah ketentuan yang harus kita jalani. Sebuah keputusan yang harus
kita laksanakan.
Jalani saja, maka kita akan tahu ada apa diakhirnya.
Jalani saja, maka kita akan mengerti mengapa Dia yang Maha
Bijaksana menitipkannya pada kita.
Jalani saja, karena hanya dengan menjalaninya kita bisa
menemukan jawaban.
Jika sakit, maka katakanlah pada-Nya, bahwa ini sakit.
Pada-Nya saja, jangan pada makhluk, karena makhluk tidak akan bisa
mengobatinya.
Jika merasa hampir tak sanggup melangkah, katakan saja
pada-Nya. Biar Dia mendengar bahwa hamba-Nya hampir kehilangan harapan. Katakan
pada-Nya saja, jangan pada makhluk, sebab makhluk tak bisa memberikan harapan
apa-apa.
Dia yang memberikan keputusan, Dia yang akan bertanggung
jawab.
Dia yang memberikan garis start, Dia pula yang akan
memberikan garis finish-nya.
Kapan dan dimanapun, garis finish itu pasti ada. PASTI.
#Rabbi, dalam ‘nakal’-ku, dalam ketidaktaatanku, dalam
khilafku, dalam kemalasanku, dalam keluhku, sesungguhnya aku mencintai-Mu.
Sesungguhnya, aku hanya selalu berharap pada-Mu… karena hati kecilku tahu, tak
ada yang bisa diharapkan selain Engkau.