Kamis, 14 Juli 2011

Keterhijaban dan Berbaik Sangka

Kisah ini adalah sebuah sejarah kecil pada masa 'Abbasiyah akhir. Kisah tentang ayah dan anak laki-lakinya.
"Ketahuilah," kata sang ayah pada anaknya, "Seorang yang syahid di jalan Allah itu hakikatnya tak pernah mati. Saat terbunuh, dia akan disambut oleh tujuh puluh bidadari. Ruhnya menanti hari kiamat dengan terbang ke sana- kemari dalam tubuh burung hijau di taman surga, dan diizinkan baginya memberi syafa'at bagi keluarganya. Mari kita rebut kehormatan itu Nak, dengan berjihad lalu syahid di jalan-Nya". Sang anak mengangguk-angguk.

Untuk menjemput syahid yang mereka cita-citakan, ayah dan anak ini sepakat untuk mempersiapkan diri dengan membeli seekor kuda perang berwarna hitam. Kuda itu indah, surainya mekar menjumbai. Tampangnya mengagumkan. Matanya berkilat. Giginya rapi dan tajam. Kakinya kekar dan kukuh. Ringkiknya pasti membuat kuda musuh bergidik.

Sesampainya di rumah, semua tetangga datang untuk mengaguminya. Mereka berkomentar "Kuda yang hebat!" kata mereka. "Kami belum pernah melihat kuda seindah ini. Luar Biasa! Mantap sekali! Berapa yang kalian habiskan untuk membeli kuda ini?". Saat mereka tau bahwa mereka menghabiskan semua uang tabungan yang mereka miliki untuk membeli kuda tersebut, mereka berkata "Uang sebanyak itu dihabiskan untuk membeli kuda?Padahal rumah kalian masih reyot nyaris roboh. Untuk makan besok pun belum tentu ada. Tolol!!!".

Menanggapi komentar para tetangganya itu, mereka berkata sambil tersenyum "Kami tak tau, ini rahmat atau musibah. Tapi kami berprasangka baik kepada Allah".
Para tetangga pulang. Ayah dan anak itupun merawat kudanya dengan penuh cinta. Makanannya dijamin kelengkapannya. Si kuda dilatih keras, tapi tak dibiarkan lelah tanpa mendapat hadiah.
Sepekan berlalu. Di sebuah pagi buta, ketika ayah melongok ke kandang, dia tak melihat apapun. Kosong. Palang pintunya patah. Beberapa jeruji kayu terkoyak remuk. Kuda itu hilang!
Para tetangga pun berdatangan untuk mengucapkan bela sungkawa. Mereka berkata "Ah, sayang sekali!" kata mereka. "Padahal itu kuda terindah yang pernah kami lihat. Kalian memang tidak beruntung. Kuda itu hanya datang sejenak untuk memenuhi ambisi kalian, lalu Allah membebaskannya dan mengandaskan cita-cita kalian".

Sang ayah sambil mengelus kepala anaknya sambil tersenyum "Kami tak tau, ini rahmat atau musibah. Tapi kami berprasangka baik kepada Allah". Dia melanjutkan, "Dengan atau tanpa kuda itu, jika panggilan Allah untuk berjihad datang, kita harus menyambutnya". Si anak mengangguk mantap.
Tiga hari kemudian, saat shubuh menjelang, kandang kuda mereka gaduh dan riuh. Suara ringkikan bersahutan. Ternyata, di kandang kuda mereka temukan kuda hitam yang gagah bersurai indah. Ya, itu kuda mereka yang pergi tanpa pamit tiga hari lalu. Tapi kuda itu tak sendiri, dia bersama belasan kuda lain. Kuda-kuda liar!

Ketika hari terang, para tetangga datang dengan takjub. "Luar biasa", kata mereka. Mereka semua mengucapkan selamat pada pemiliknya. "Wah, kalian kaya-raya! Kalian orang terkaya di kampung ini". Tapi ayah dan anak tersebut kembali hanya tersenyum dan berkata " Kami tak tau, ini rahmat atau musibah. Kami hanya berprasangka baik kepada Allah".

Di hari berikutnya, sang anak menaiki salah seekor kuda liar itu. Sukacita dia memacunya ke segala penjuru. Suatu saat, kuda liar itu terkejut, meronta keras dan sang penunggang terbanting. Kakinya patah, dia meringis kesakitan.

Para tetangga datang menjenguk. Dengan pandangan iba, mereka berkata "Kami turut prihatin. Ternyata kuda itu tidak membuat berkah. Mereka datang membawa musibah . Alangkah lebih beruntung yang tak memiliki kuda, namun anaknya sehat sentausa".

Sang ayah tersenyum, dan berkata " Kami tak tau, ini rahmat atau musibah. Kami hanya berprasangka baik kepada Allah".
Hari berikutnya, hulu balang raja berkeliling mengumumkan pengerahan pasukan untuk menghadapi tentara musuh yang telah menyerang perbatasan.  Semua pemuda yang sehat jasmani dan rohani wajib bergabung. Sayang, perang ini sulit dikatakan jihad di jalan Allah karena musuh yang hendak dihadapi adalah sesama Muslim. Mereka hanya berbeda kesultanan. Karena sang anak, kakinya patah maka dia tidak ikut berperang.
Para tetangga yang ditinggal putra-putra mereka mendatangi ayah dan anak tersebut. "Ah, nasib!", kata mereka. "Kami kehilangan anak-anak lelaki kami. Kami melepas mereka tanpa tau apakah mereka akan kembali atau tidak. Sementara putramu tetap bisa di rumah karena patah kakinya. Kalian begitu beruntung! Allah menyayangi kalian!".

Sang ayah ikut bersedih melihat mendung di wajah-wajah itu. Kali ini ayah dan anak ini tak tersenyum. Tapi ucapan mereka kembali bergema " Kami tak tau, ini rahmat atau musibah. Kami hanya berprasangka baik kepada Allah".

Singkat cerita, tak berapa lama kemudian panggilan jihad yang sebenarnya bergema. Pasukan Mongol dipimpin Hulagu Khan menyerbu wilayah Islam dan membumihanguskannya hingga rata dengan tanah. Ayah dan anak itu pun menyongsong janjinya. Mereka bergegas menyambut panggilan dengan kalimat agungnya, "Kami tak tau, ini rahmat atau musibah. Kami hanya berprasangka baik kepada Allah". Dan, anak tersebut adalah Al-Manshur Saifuddin Qalawun. Dia adalah salah satu Sultan Ayyubiyah di Mesir.

***
Lihatlah betapa indahnya hidup, jika kita selalu berprasangka baik kepada Allah dalam setiap takdir yang Allah tentukan. 
Begitulah, Allah merekayasa bahwa masa depan kita adalah sesuatu yang  terhijab. Tidak seorang pun yang tau, apa yang akan terjadi. Yang sebaiknya kita lakukan adalah berbaik sangka kepada Allah. Seperti yang dilakukan Qalawun yang berani berprasangka baik dalam segala keterhijaban. Qalawun yang berani berkata, "Kami tak tau ini rahmat atau musibah. Tapi kami selalu berprasangka baik kepada Allah". Seperti kisahnya, ada berjuta kebaikan mengiringi prasangka baik kita pada-Nya. Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang ikhlas menerima setiap ketentuan-Nya, Amin.
dari buku "Dalam Dekapan Ukhuwah", Salim A. Fillah.

3 komentar:

  1. "Kami tak tau ini rahmat atau musibah. Tapi kami selalu berprasangka baik kepada Allah"

    beautiful reminder ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yeaaayyy.... itu sehabis Ust Sob kasih materi IP :D

      Hapus

Bacaan Populer