Kamis, 03 Januari 2013

Mari Mulai Mengisi Kertas Putih Bernama, 2013



Hay, apa kabarnya Blog-ku sayang?
Maaf, baru dihari keempat tahun 2013 ini aku bisa kembali menyambangimu dan menggoreskan sedikit kata-kata untuk menyapamu.
Apa kau marah?
2 bulan aku bahkan tak pernah menengokmu barang sedikit pun. Seperti biasa, aku hanya bisa bilang, ‘Maaf, aku sedikit sibuk.’
Mungkin kau akan bilang, ‘Tak apa, alasan klasik.’
Walau begitu, aku tahu, kau akan memaafkanku. Karena kau sangat merindukanku… ya kan? Hehehe :D

Kau tahu, sebenarnya cukup sering banyak kata-kata bertebaran di kepalaku untuk kutuliskan disini. Tapi, kata-kata itu selalu hilang seiring dengan bergantinya aktivitasku. Pasalnya, mereka bermunculan dikala aku tengah dalam pergulatan harianku. So, aku sering kehilang moment saat akan menuliskannya. Hmmm… lagi-lagi alasan klasik :(

Ahh yaa sudahlah, semua alasan yang kuungkapkan tak ada gunanya. Sebab semuanya sudah sering jadi alasanku. Mau gimana lagi…
Tapi, dihari keempat 2013 ini aku ingin sedikit cerita padamu. Maka, plisss.. dengarkanlah. Aku sedang ingin menuliskannya. Dengarkan. Cukup dengarkan saja. Kau tak perlu berkomentar ataupun memberikan masukan. Aku hanya ingin didengarkan. Itu saja.

31 Desember 2012 kemarin, aku tepat berusia seperempat abad. Kau tahu apa itu artinya? Sudah 25 tahun aku hidup!!! Tidakkah ini begitu sangat amazing? 25 tahun. Waktu yang lama bukan? Aku sendiri sedikit bergidik saat menyadarinya :D bukan karena berarti aku makin tua, Cuma betapa sudah lamanya aku hidup, menjalani kehidupan, dan bertumbuh. Heuuu… lama sekali.

Saat usiaku 24 tahun, seorang teman pernah bilang, “Ya, kau tahu? Usia 24 itu merupakan usia puncaknya galau seorang wanita.”
Aku melongo, “Haaaa… benarkah? Mengapa bisa begitu? Aku ngerasa baik-baik saja.”
Temanku terkekeh geli, “Ahhh bohong. Mana adaaaa… semua wanita diusia 24 itu galau. Kamu Cuma menutupinya saja.”
Dia kembali tertawa, “Kamu gengsi aja sama kegalauanmu sendiri. Tak usah malu, memang semua begitu kok.”
Aku menjulurkan lidahku tanda tak setuju, “Sok tahu.”
Hahahaha… dia tertawa makin keras, “Bukan sok tahu, tapi aku emang tahu. Wanita sudah mulai galau karena ingin menikah. Jadi, ini hanya berlaku buat yang masih single… kaya dirimu, hehehehe… mereka mulai merasa risih melihat temannya menikah. Mulai bertanya-tanya dan was-was… aku kapaaann… mulai merasa cemburu melihat pasangan-pasangan muda.. Hahahahaha…”
Sedikit mengernyit, “Bener gituhhh???? Aku biasa ajahhh…”
Sambil mengedipkan matanya, “Ohyaaa??? Mengapa aku merasa matamu justru berkata sebaliknya yaaaa… hahahaahahahaha”
Dan aku pun melemparnya dengan bantal kecil yang ada di mobil, “Menyebalkan.”

Setelah kupikir-pikir, mungkin memang benar begitu… hehehe
Usia 24 tahun, aku berpikir cukup keras soal menikah. Sepertinya hampir setiap hari aku pikirkan itu. #ehhh…wkwkwkwkkw…# ini serius. Beneran. Aku sering memikirkannya sampai menjitak kepalaku sendiri.
Ingin tahu apa yang kupikirkan soal menikah??
Aku merasa takut kalau tiba-tiba ada yang mengajukan taarufan. Aku bingung harus jawab apa. Takut. Dan tiap hari aku ketakutan kalau mikirin itu. Wakakakakakakaakkkk… Parah ga siyy :D #Parah, Pede banget bakalan ada yang ngajak taarufan =)) #
Jadi, bukan resah memikirkan ‘kapan dilamar’, justru resah memikirkan ‘gimana kalau ada yang lamar’. Aneh bin ajaib emang…

Bukan apa-apa. Aku hanya selalu merasa diriku belum siap. Mmm… belum mampu. Aku belum bisa. Belum bisa membagi cinta selain dengan keluarga… #ecieeee :D# belum mampu menutup mata dari adik-adikku, belum bisa meninggalkan Ayah sama Ibu. Belum mampu menjalani hari-hari tanpa melihat mereka. Kurang lebih aku merasa gitu… #Beuuuhhhh…#
So, apa yang dibilang temenku soal ‘puncak galau’ di usia 24 itu bener kayanya. Aku galau, karena ketakutan =))
Hey, jangan menertawakan aku seperti ituhhhhhhhhh (T_T)

Ketika akhirnya aku tiba di malam tanggal 30 Desember 2012. Saat itu waktu menunjukkan pukul 23.20 WIB. 40 menit menuju tanggal 31 Desember 2012. Aku terbangun dan ga bisa langsung tidur lagi. Tanpa terasa, waktu menunjukkan pukul 00.20 WIB sembari berbaring dan menatap lekat-lekat langit-langit kamar, aku mengangkat tanganku….

“Duhai Allah, aku sudah tiba di usia 25 tahun. Lama sekali aku sudah hidup. Banyak hal yang sudah terjadi, sejak aku mulai bisa mengingat kenangan-kenangan hingga hari ini. Aku ingat saat aku mulai senang membicarakan cita-citaku saat usia 2 atau 3 tahun. Ingin jadi penyanyi. Itu cita-cita pertamaku… aku hampir tak percaya bisa bercita-cita seperti itu dulu. Tapi, aku memang suka music sampai sekarang… Kau tahu ituh… Kemudian saat mulai memasuki SD dan mempelajari pelajaran-pelajaran baru, aku sangat ingin jadi dokter. Aku bahkan merengek dan nangis berguling-guling hanya agar dibelikan seperangkat mainan dokter-dokteran, dan aku pun mendapatkannya. Saat aku semakin besar memasuki SMP, aku mulai menyukai profesi guru. Aku mengagumi guru-guruku, terutama guru pelajaran eksak, seperti matematika dan fisika. Yaa, Kau tahu, saat itu aku sangat ingin jadi guru Fisika. Cita-cita yang aku jaga dalam hati dan pikiranku hingga SMA. Namun kemudian, cita-cita itu terpaksa aku buang ketika akhirnya aku justru harus masuk sekolah tinggi bisnis. Diluar dugaan, kini aku bekerja kantoran. Fokus bekerja dalam hal komunikasi. Hmm.. Kau selalu punya scenario yang bisa membuat aku jantungan bila merunutnya. Dalam profesiku kini, ternyata aku punya cita-cita. Berpetualang di Korea untuk mencari objek-objek menarik yang bisa diabadikan dalam kameraku!! Hmm… dengan kata lain, aku ingin jadi fotografer… Itu mimpiku sekarang. Semakin jauh yaa dari cita-cita masa kecil…. lucu sekali. Yaaa… aku ingin bisa melakukan perjalanan ditemani kamera. Bisakah Kau bantu aku mewujudkannya di usia 25 ini? Ohya, aku ada satu tambahan permintaan lagi. Aku tak mau berpetualang sendirian di Korea. Aku ingin bersama ‘dia’ yang terlahir untukku, yang Kau gariskan berada disisiku hingga akhir. Jadi, aku berharap bisa dipertemukan dengannya di usiaku ke 25 ini. Karena, akan sangat tidak menyenangkan jalan-jalan sendirian. Semoga Kau berkenan mengabulkannya… Aamiin.”

Dan aku pun tertidur kembali… hihihi… lucu juga ingetnya :D

Jangan menertawakan aku lagi seperti ituhhhh L
Itu aku melakukannya dengan sangat lugu dan polos. Dengan sepenuh hati dan sangat berharap. Itu serius. Aku tulus berbicara begitu pada-Nya, lebih tepatnya memberanikan diri berbicara tentang itu dengan-Nya. Karena aku merasa malam itu hati dan pikiranku tenang sekali, dan aku merasa kini lebih tentram dan tak merasa takut. Begitu….

Itu yang ingin aku ceritakan padamu.
Stop, jangan berkomentar apa-apa tentang ini. Aku hanya ingin menceritakannya. Setelah ini, aku ingin kau bisa menyaksikan nanti, suatu hari di tahun 2013, semuanya terwujud. Cukup diam dan lihat saja. Setelah semuanya terjadi, barulah kau ucapakan ‘Selamat’ untukku. Okay?? Siip yaaa :)

Baiklah… sebentar acara pagi di kantor akan segera diselenggarakan. Sampai bertemu kembali, my cute blog :)
Salam hangat dariku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bacaan Populer